Diversifikasi lauk di lapangan (Bagian III: Menu Sangat-sangat Kreatif)

Jangan pernah bilang mustahil deh. Di hutan makan pizza pun masih bisa. Nah, tapi memang perlu sedikit memeras kekreatifan dan punya keisengan tingkat tinggi. Biar besok paginya harus tetap bangun pagi-pagi buta, jalan berkilo-kilo, tapi tidur malam serasa tersenyum terus…… 🙂

Pizza ala node camp

Gimana caranya bikin pizza tanpa proper oven? Untung nih pernah punya manajer kamp yang sangat kooperatif dan kreatif. Yang penting ada wajan ukuran besar. Tutup belanga ukuran kecil untuk cetakan pizza dan tutup panci atau belanga untuk penutup wajan. Teknisnya, taruh wajan di atas tungku dan panaskan. Cetakan yang telah berisi pizza letakkan di tengah-tengah wajan dan tutup dengan tutup belanga besar. Panggang hingga matang. Dari resep dasar pizza ini, bisa juga dibikin roti dengan mengganti air gula dengan air susu.

Bahannya: terigu kurang lebih ½ kg, fermipan 1 bungkus, minyak goreng sekitar 20 sdm, air suam-suam kuku 1 gelas yang ditambah dengan 4 sdm gula, sedikit garam. Saos tomat, sosis potong kecil-kecil, jagung, jamur potong kecil-kecil, keju parut

Caranya: Campur terigu dengan fermipan, dan sedikit garam. Tambahkan minyak goring dan uleni dengan tangan hingga terbentuk butiran kecil-kecil. Tambahkan air gula sedikit demi sedikit sambil terus dioleni hingga kalis (tidak lengket di tangan). Diamkan adonan sekitar 30 menit hingga 1 jam (tutup dengan serbet bersih yang sudah dibawahi dengan air atau tutup dengan plastik). Setelah 1 jam, buka plastik, tinju adonan yang telah mengembang dan bagi menjadi beberapa bulatan disesuaikan dengan besar cetakan. Tipiskan adonan dan masukkan di cetakan yang telah diolesi minyak goreng. Tambahkan jagung, sosis, dan jamur di atasnya, dan tutup dengan parutan keju. Panggang hingga matang.

Arem-arem bungkus daun wiu

Kalo ada daun pisang sih bisa2 aja. Tapi berhubung di hutan, kadang yang ada cuma daun palem (btw, gak tau nih nama speciesnya apa) ya daun palem pun okelah buat pembungkus. Jangan lupa cari daun palem yang masih belum terbuka supaya masih mudah untuk dibentuk.daun_wiu.jpg

Bahan: beras, royco, santan, garam. Masak seperti masak nasi, di aron dengan santan dan royco. Bahan isinya: sarden dihaluskan, kentang potong dadu kecil-kecil, wortel potong dadu, bawang merang, bawang putih, royco, garam.

Cara membuat: Buat isi arem-arem dengan menumis bawang merah, bawang putih, dan campur dengan sarden, kentang, dan wortel. Masak hingga matang. Ambil daun wiu, taruh nasi beberapa sendok makan, tekan-tekan, tambahkan isi sesendok, dan bungkus kembali daun wiu (ikat jika perlu). Kukus kembali arem-arem. Kalau dimasak malam sebelumnya, arem-arem cukup tahan untuk dibawa sebagai bekal makan siang. Makan dengan saos sambal.lapa-lapa_wiu.jpg

Puding lapis kue selamat (Resepnya Diah)

Bahan: 1 bungkus agar-agar swallow, air, 2 butir telur ambil putihnya saja, susu putih atau coklat, gula pasir, biscuit selamat.

Cara membuat: Kocok putih telur hingga kaku (bisa dikocok dengan garpu). Sementara itu, masak agar-agar, air (diganti dengan susu coklat), dan gula pasir yang jumlahnya disesuaikan dengan takaran pada bungkus agar-agar (jumlah air sebaiknya sedikit dikurangi supaya agar-agarnya cepat kaku). Setelah agar-agar mendidih, campurkan ke dalam kocokan putih telur, aduk hingga rata. Tuang sebagian adonan ke dalam cetakan, tunggu hingga kaku. Setelah agak kaku, letakkan kue selamat, dan tuang lagi dengan sisa adonan agar-agar. Tunggu lagi hingga kaku dan dingin.diah_puding-lapis.jpg

So, kalau mau coba resep-resep ini silakan. Kalau gak juga gak papa. Ini sekedar member inspirasi bahwa di manapun kita berada, di situlah rumah kita. Be happy and be healthy!

9 Replies to “Diversifikasi lauk di lapangan (Bagian III: Menu Sangat-sangat Kreatif)”

  1. Set dah, balik dari lapangan langsung bikin 3 set posting mengenai makanan! beneran kudaber sejati!! klo gw seh suka bawa sayuran, jamur shintake kering + cumi asin..TOPBGT! oh kelupaan sama sambel! dah eneg makan kalengan kecuali kepepet..tapi ya itu kan cuman short excursion klo lama? ya emang kudu intervensi kayak dapur Canguk yang dah di obrak abrik ya? hehehe

  2. Sayangnya cumi asin gak ada di pasar (ini pasar Bau-bau juga udah kita obrak-abrik). Duh, baru inget… kayanya harus minta maaf sama semua mantan maupun manajer Canguk yangsaat ini berkuasa atas diobrak-abriknya dapur Canguk sama gue, kami, kita…. :))

  3. seru banget….!! secara dni tu mak2 yg suka ngajak ank2 q kemping, jd klop bngt deh dan bisa jg bwt bekal sekolah… thanks y mbak nurul:))

Tinggalkan komentar