Diversifikasi lauk di lapangan (Bagian II: Menu Kreatif)

Biar udah intervensi, Diah dan saya ternyata masih tetap bosan dengan menu standar kami. Pada akhirnya tiap kali mau berangkat ke lapangan, kita berdua diskusi dulu mau masak apa di camp berikut (ini pingin apa niat… 🙂 ). Terus terang ini bahkan jadi gimmick untuk menempuh berjam-jam perjalanan kaki yang membosankan menuju camp apalagi kalau ditambah ngebayangin harus jalan di transek yang minta ampun jauhnya. Jadi kita berdua cukup rela deh kalau mengeluarkan sedikit effort untuk mencari daun salam, serai, santan kara (yang bungkusan), tepung terigu, selai kacang, termasuk ngambil beberapa lembar daun jambu klutuknya La Juri untuk bikin telur pindang, atau nyabut kunyitnya Bu Mantan. Dari pengalaman pribadi juga, ada baiknya bawa bumbu-bumbu instan bungkusan (seperti bumbu rendang, sambal goreng ati, dsb). Biar gak ada dagingnya, tapi sayuran yang ada bisa diolah menjadi sambal goreng terong dan telur (iya nih…. terpaksa makan terong…. 😛 ), rendang terong, dsb. Sambel gorengnya juga bisa diganti dengan kentang. Kentangnya dipotong dadu dan digoreng dulu. Lalu untuk menghemat telur, ambil aja beberapa telur, pecahkan di atas piring kaleng dan kukus hingga matang. Potong-potong dan masukkan ke sambal gorengnya. Pokoknya gak ada menu yang sama deh dalam seminggu. Menu lainnya yang sempat dicoba seperti berikut.

Telur Pindang

Ini menu perdana tahun 2007. Cuma liat resepnya di buku resep yang kita kasih ke Bu Mantan… kayanya cukup layak dicoba.

Bahan: kalau kupas bawang merah-putih, kulitnya jangan dibuang, dikumpulkan untuk bahan membuat telur pindang, daun jambu klutuk (cukup 2-3 lembar), daun salam, serai, garam secukupnya, dan telur secukupnya (tergantung jumlah orang di camp anda).

Cara Masak: Masukkan semua kulit bawang merah dan putih, daun jambu, daun salam, serai, garam, dan telur. Kalau telur sudah setengah matang, ketok-ketok kulit telur, dan masak lagi hingga airnya asat. Hasilnya, telur yang dikupas akan berpola menuruti retakan kulit telur.

Gado-gado ala node camp

Bahan: selai kacang, air panas, bawang putih dicacah halus, saos tomat, saos sambal, cabe dipotong halus, sayuran rebus (kol, buncis, kacang panjang, kentang rebus, telur rebus).

Caranya: Semua bahan bumbu kacang dicampur jadi satu. Jumlahnya tentu saja disesuaikan dengan penghuni camp. Setelah bumbu kacang jadi, campur dengan bahan rebusan.

Nasi Uduk (atau nasi kuning yang ditambah kunyit)

Kalau mau praktis memang bawa santan instan (santan instan bubuk). Tapi kalau mau usaha dikit, dari pengalaman di Lambusango (Buton), cukup bawa kelapa. Para guide atau staf dapur yang kreatif dapat membuat alat parut dari kaleng bekas yang dilubangi dengan paku.

Bahan: beras, santan, daun salam, daun serai, garam

Cara masak: sama seperti cara masak nasi biasa. Nasi diaron dengan santan, daun salam, serai, dan garam. Setelah itu dikukus.

Perkedel kukus

Dasarnya memang perkedel dan dapat pula digoreng. Namun kalau digoreng biasanya menghabiskan lebih banyak minyak dan lebih banyak telur. Dari pengalaman terakhir di Buton (budget mulai menipis…hehe…gak ada lagi sosis), sosisnya kita ganti dengan kol yang diiris tipis. Masih oke juga……

Bahan: sosis yang dipotong kecil-kecil dan dihaluskan (dapat juga diganti dengan sarden yang dihaluskan), kentang rebus yang dihaluskan, bawang merah, garam, royco atau sisa bumbu mie instan, dapat juga ditambahkan saos sambal bila ingin, telur kocok untuk olesan.

Cara masak: Campur semua bahan menjadi satu. Oleskan mentega di piring kaleng atau melamin yang tahan panas. Ratakan adonan perkedel di piring, oleskan telur, dan kukus hingga matang.

Mie schotel kukus

Tips: jangan pake corned beef. Pake sosis lebih enak karena aroma daging asapnya lebih terasa.

Bahan: bawang merah dan bawang putih yang diiris tipis, royco, segelas susu, terigu, mie instan yang sudah direbus dan ditiriskan, sosis yang telah dihaluskan, dapat pula ditambahkan bahan lain seperti jagung manis kalengan, telur kocok, keju parut.

Cara masak: Tumis bawang merah dan bawang putih. Masukkan susu dan aduk hingga mendidih. Masukkan sosis dan jagung. Masukkan terigu (sekitar 1 atau 2 sendok makan yang telah dilarutkan di air), dan aduk. Masukkan mie instan. Jika adonan masih cair, tambahkan larutan terigu lagi. Setelah adonan cukup kental, angkat dari api. Oles piring kaleng dengan mentega, ratakan adonan mie dan ratakan telur kocok di seluruh permukaan, dan tambahkan keju parut. Kukus hingga matang.

Berlanjut ke kisah berikut………….

2 Replies to “Diversifikasi lauk di lapangan (Bagian II: Menu Kreatif)”

  1. Yah, nasib tinggal di camp emg begitu ya mbak..harus kreatip..
    jadi inget harus bikin bumbu gado2 buat 100 orang pas village party, tangan gempor ngaduk2 plus matahin sendok sayur Bu Mantan, hehehe…bagi2 resep kreatip laen ya mbak..:D

Tinggalkan komentar