Menjadikan cencorang untuk anakku…

Tugas ananda:  membuat kostum bersama ayah bunda.  Kelas B1 bertema serangga….

kostum_mantisGubraaaak….  Kenapa gak dapat yang burung atau mamalia sih? Kali ini dapatnya malah serangga.  Tugas kali ini membawa kembali memori saya ke permukaan.  Dahulu, saya terus terang tak pernah suka ikut karnaval.  Jaman dulu adanya karnaval.  Jaman dulu, fashion show kayanya cuma buat anak-anak yang suka tampil.  Buat saya karnaval tak lebih dari jalan-jalan di bawah terik matahari dengan kostum yang bukan untuk anak-anak.  Suatu saat ibu saya dengan segala kreativitasnya membuatkan saya kostum terong ungu bulat.  Benar-benar ungu… Benar-benar bulat…. Benar-benar berbeda yang anak-anak lainnya.  Lengkap dengan topi hijau sebagai tangkai terongnya.  Teman-teman saya juga jadi sayuran lainnya sih.  Tetapi kostum saya jelas paling berbeda.  Dan yang saya rasakan saat itu adalah saya sulit duduk dan merengut sepanjang hari.

Jadi kali ini saya berpikir keras bagaimana apa yang saya alami tidak dialami oleh si anak.  Kamu mau jadi apa nak? Itu pertanyaan saya pertama.  Teman-teman perempuanmu pasti semua mau jadi kupu-kupu.  Jadi kami sore itu menjelajah google dengan kata kunci insect costume.  Saya perlihatkan padanya berbagai kostum serangga, semut, kepik, lebah.  Dan pilihannya jatuh pada si Praying Mantis, Cencorang, atau si Belalang sembah.  Gubraaak….. Mama pingsan untuk kedua kali 😛

Bagaimana menjadi seekor belalang sembah?  Praying mantis atau belalang sembah dikenal dengan kaki belakang yang panjang untuk melompat, kepala bentuk segitiga yang dapat memutar 180 derajat, serta tangan/kaki depan yang seperti tangan orang menyembah.  Penjelajahan tentang kostum serangga ini juga tidak terlalu berhasil karena jarang ada yang menampilkan pola.  Dan syarat yang saya buat sendiri, adalah kemudahan/kenyamanan dipakai oleh sang anak.

Modal saya utama adalah kain vest warna hijau muda, hijau tua, dan merah, busa lembaran, serta benang jahit.  Tak lebih dari Rp. 100 rb, mungkin malah kurang karena sisa bahan masih lumayan untuk proyek DIY berikutnya.  Sisanya saya pakai sisa-sisa kain dan kardus bekas.  Sudah lama saya tak punya lagi mesin jahit sehingga semua harus saya jahit sendiri yang hanya bisa saya kerjakan saat sabtu-minggu. Dan si belalang sembah saya terjemahkan lewat sebuah rompi tanpa lengan yang bagian belakang ditambahkan badan si belalang dari vest hijau muda diisi koran bekas dan sayap dari busa lembaran.  Pembuatan tangan agak sedikit membuat saya galau.  Antara mau disambungkan dengan rompi (tapi saya kehabisan bahan rompi) atau berupa sarung tangan.  Pilihan saya akhirnya jatuh pada sarung tangan karena ini akan muda dipakai dan dilepas, serta dapat dipakai bermain.  Saya gunakan sarung tangan lama yang saya bungkus dengan kain vest hijau muda.  Ujung tangan ditambahkan potongan-potongan vest hijau tua sebagai gambaran duri-duri pada kaki/tangan si belalang.

img20161105141609Konstruksi rompi ini sebenarnya tidak sempurna karena saya hanya mengandalkan ingatan masa lalu membuat pola baju.  Beban si badan mantis ternyata membuat rompi ini menjadi tertarik ke belakang.  Ah, untungnya tangan/kaki si belalang ada 6.  Ingat, itu ciri serangga.  Jadi akhirnya saya tambahkan sepasang tangan/kaki dari kardus bekas ditempeli dengan vest hijau muda yang dijahit pada bagian depan rompi.  Hahaha….hasilnya lumayan seimbang.

img20161123070154

Ada beberapa kritik dari si anak.  Katanya tangan/kaki depan kurang panjang hingga ke lengannya.  Benar juga nak.  Cuma bahannya kurang nih….

Jadi pagi ini, si anak sudah siap dengan pakaian dasar hitam-hitam supaya tampak kontras dengan kostumnya.  Menang-kalah tidak masalah.  Si mama merasa cukup bangga.  Boleh ya….? Dan si anak tampak baik-baik saja, tidak mengeluh.  Mungkin itu yang dirasakan ibu saya waktu berhasil membuatkan kostum terong untuk anaknya.  Thanks mom…  Setidaknya sebagian ilmu ibu saya ternyata cukup berhasil diturunkan ke anaknya.  She’s better of course 😀

 

PS:  Postingan ini untuk ibu saya.  Beliau seorang pendidik yang juga menurunkan pengetahuan ketrampilan perempuan kepada saya, dari mulai jahit dan sulam, pekerjaan tangan lain, hingga memasak..

Tinggalkan komentar